Generasi Muda Dukung Folu Net Sink 2030

Generasi Muda Dukung Folu Net Sink 2030

Sustainable and Livable Planet

Zagy Yakana Berian

22 April 2024

Komitmen Indonesia dalam menjaga keseimbangan emisi sektor kehutanan dan penggunaan lainnya atau FOLU Net Sink 2030, ditunjukkan dalam aksi-aksi nyata yang didukung tiga negara maju. Hal itu dibahas dalam sesi World Climate Leaders' Insight on Indonesia's FOLU Net Sink 2030 di Paviliun Indonesia COP 27 UNFCCC, Sharm El-Sheikh, Mesir, Rabu, (9/11) waktu setempat. Sesi ini dihadiri Menteri Inggris Raya (UK) untuk Asia, Energi, Iklim dan Lingkungan Lord Zac Goldsmith, Menteri Luar Negeri Norwegia Tvinnereim, dan Wakil Sekretaris Deputi untuk Kebijakan Iklim Amerika Serikat Rick Duke. Terkait hal ini, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan sektor FOLU menjadi faktor penting (berkisar 60 persen dari target reduksi emisi) dalam pencapaian NDC Indonesia, yang pada COP27 telah disampaikan dalam Enhanced NDC. Dalam sesi ini, Menteri Siti menegaskan, keberhasilan kebijakan iklim perlu didorong dari tingkat pusat hingga ke tingkat tapak. Gayung bersambut dari tiga negara maju lainnya. Mereka sepakat, generasi muda dan aksi kolaborasi mampu meweujudkan tujuan tersebut. Dalam kesempatan ini, hadir beberapa generasi muda dari penggiat sektor lingkungan dan juga energi untuk mengantar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di sektor energi bersih dan juga perubahan iklim. Antara lain Zagy Yakana Berian, Founder Society of Renewable Energy (SRE). SRE adalah organisasi mahasiswa yang bergerak di bidang percepatan implementasi teknologi energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Zagy Berian menyampaikan pandangannya, tentang aktivitas ekonomi masyarakat desa, yang sebagian besar tinggal di dekat hutan, atau di dalam hutan yang memiliki potensi komoditi dan produk lokal penyumbang sektor ekonomi Indonesia. Namun, terkendala infrastruktur energi. Untuk itu, diperlukan sinergi untuk memberikan akses terhadap energi, dalam mendukung sektor ini. Menurutnya, ruang kolaborasi turut menjadi hal yang dibutuhkan generasi muda. Ini juga disuarakan oleh salah satu perwakilan Green Leadership Indonesia. Pandangan ini ditanggapi dan disambut baik oleh Menteri UK Lord Zac. Dia mengatakan, perubahan iklim adalah hal yang tidak dapat dihindari. Karena itu, generasi muda harus dapat terus bersinergi mendukung tercapai target bersama. Hal serupa juga dikatakan Menteri Luar Negeri Norwegia, Tvinnereim, yang menyebut langkah Indonesia dapat ditiru oleh berbagai negara lainnya. Sementara Wakil Sekretaris Deputi untuk Kebijakan Iklim Amerika Serika Rick Duke, menyampaikan tantangan yang harus diperhatikan untuk menyeimbangkan pemanfaatan energi bersih. Dengan mengoptimalkan lahan yang diperlukan, termasuk penggunaan lahan tersebut. Banyak teknologi yang dapat menjadi alternatif solusi dalam menjawab hal itu. Generasi muda perlu juga memikirkan inovasi untuk mewujudkan integrasi dalam SDGs ini. Sesi yang dimoderatori Penasihat Senior Menteri LHK, Efransjah ini juga menyampaikan pesan, bahwa payung besar SDGs adalah isu menarik untuk dikawal generasi muda.